Romo Budi menyampaikan kesan Gus Dur dalam memperjuangkan hak-hak kaum keberagaman. Peringatan Haul Gus Dur ke-7 di hadiri oleh peserta dari berbagai lintas agama dan iman bertempar di Tugu Muda Semarang, Kamis (29/12) malam.

“Sosok Gus Dur yang selain membela keberagaman. Saat negeri ini terpuruk dan orang menjadi susah. Gus Dur yang mewariskan kegembiraan bagi nusantara.  Selalu membela jangan sampai lambang negara (Pancasila) dihancurkan. Sehingga negeri ini tetap jaya ke depan,” kata Romo Budi.

Pria yang menjadi gembala di Gereja Santo Yakobus Zabedius, Unggaran juga mengingatkan peserta haul agar kembali merajut kerukunan yang telah di cita-citakan Gus Dur.

“Ayo kita kembali pada cita-cita Gus Dur dengan hidup rukun apaun agamanya. Keyakinan, perbedaan itu memperkaya, perbedaan itu tidak usah di satu-satukan keragaman ini, kita rayakan, Gus Dur adalah sosok yang merayakan keberagaman,” imbuhnya.

Turu hadir juga Pendeta Nugraha salah seorang karib Gus Dur selama 23 tahun. Saat di wawancarai reporter pmiirasya.com mengatakan hal yang melekat pada pribadi Gus Dur adalah sebuah kejujuran. Abdurahman Wahid akan tetap berani menyatakan kebenaran meskipun itu menyakitkan.

“Luar biasa, satu yaitu tentang kejujurannya. Jujur kalau  iya dilaksanaka, jika tidak ya tidak. Kalau ia menegakkan keadilan ia jujur, itu kuncinya. Katakan benar kalau benar, salah ya salah. Itu yang paling utama, kejujuran seperti Gus Dur ini, tidak seperti sekarang ini munafik semua dalam masalah kejujuran,’ pungkas pria asal Semarang. (md)