Oleh : Miftah Ghaida, Mahasiswi Ilmu Falak

Judul Buku : Pulang
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun Penerbitan : 2018, cetakan XXVII
Tebal Halaman : 400 halaman

Pulang dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti pergi ke rumah atau ke tempat asalanya; kembali; balik. Sama halnya dengan judul salah satu novel best seler karangan Tere Liye. Novel ini juga berisi tentang pencarian jati diri seorang anak kampung pedalaman yang harus dibawa pergi oleh seorang Tauke besar—pemimpin suatu kelompok—demi menuntaskan janji bapaknya dulu.


Cerita ini berawal saat sang anak bernama bujang yang telah berumur lima belas tahun. kedatangan tauke dari kota bersama para pemburu lainnya mengenalkannya pada perburuan di tengah rimba yang selama ini belum pernah dia rasakan. Di perburuan pertamnya, Bujang dengan gagah berani menghalau babi hutan seukuran sapi dewasa dengan tombak pemberian bapaknya. Tak ayal setelah kejadian itu, dia tumbuh tanpa mengenal sedikitpun rasa takut dalam hidupnya. Hingga sang Tauke memintanya untuk ikut ke kota, Bujang mengiyakan ajakan tersebut walaupun ada sedikit ketidakrelaan saat mamanya mengetahui anak satu-satunya harus tumbuh besar seperti bapaknya dulu. Menjadi jagal nomer satu di keluarga Tong. Salah satu penguasa shadow economy. Namun bukan hanya menjadi jagal yang pandai akan adu fisiknya saja, justru di sana dia dibekali pendidikan dan skill tinggi dengan harapan sanggup mengibarkan nama keluarga Tong dalam kelompok shadow economy dunia. Bujang sudah paham betul kepicikan para penguasa ekonomi dunia hitam. Dengan ketekunan dan kecerdasannya tersebut, bujang yang lebih dikenal dengan nama si babi hutan di keluarga Tong menjadi salah satu yang tak terkalahkan. Sudah banyak masalah yang sanggup dia selesaikan baik secara akal maupun fisikal. Namun apa jadinya jika pada masa kejayaannya keluarga Tong harus dihadapkan dengan berbagai pengkhianatan? Akankah si babi hutan mampu merebut dan mempertahankan kembali kejayaan keluarga Tong tanpa kehadiran sang tauke? Apakah si babi hutan sanggup membawa dirinya dan keluarga Tong keluar dari jalur dunia hitam seperti yang diharapkan mamaknya dulu?


Novel ini sangat menguras emosi pembaca. Menjadikan pembaca selalu merasa ingin tahu sembari menelaah setiap kejadian-kejadian dalam kisah pencarian jati diri seorang si babi hutan yang terlahir dari darah keturunan seorang pemuka agama namun dalam dirinya menggalir pula darah seorang jagal nomer satu yang paling ditakuti.

“… Mamak, Bujang pulang hari ini. Tidak hanya pulang bersimpuh di pusaramu, tetapi juga telah pulang pada panggilan Tuhan. Sungguh, sejauh apapun dunia menyesatkan, segelap apapun hitamnya jalan yang kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami untuk pulang. Anakmu telah pulang.”