Oleh: Laila Palupi Rahmadani
Hukum Pidana Islam A-2


Dunia perkuliahan tidak melulu mengenai belajar di kelas dan mengisi daftar hadir saja. Sebagai mahasiswa baru yang berasal dari desa tidak terkenal di Jawa Tengah, jujur saya bingung apa aja sih yang akan kita lalui? Bagaimana cara kita menghadapi dunia perkuliahan? Namun untuk hanya bingung dan diam bukanlah solusi atas pertanyaan pertanyaan tersebut.


Dalam perjalanan mencari solusi dari pertanyaan tersebut, saya bertemu dengan organisasi bernama PMII. PMII ini menjadi salah satu organisasi ekstra kampus yang sering sekali melakukan diskusi yang sangat bermanfaat menurut saya seperti acara yang dimulai sejak seminggu yang lalu itu.


Sayangnya, pada pertemuan pertama saya belum bisa mengikuti, tapi tidak mengapa untuk hari kedua saya bisa mengikutinya. Tema pertemuan kedua yaitu topik tentang membaca. Saya memilih untuk membaca mengenai feminisme. Apa itu feminisme? Yang dapat saya ambil dari bacaan tentang feminisme adalah upaya kaum hawa dalam melindungi dirinya dari eksploitasi kaum Adam.


Gerakan feminisme sendiri ialah gerakan yang mengharapkan kesetaraan antara perempuan dan laki laki dan jangan sampai ada penindasan lagi. Usai membaca selesai, ada sesi diskusi. Di situ kita membahas tentang feminisme. Yang cukup menarik perhatian saya adalah tentang pelecehan terhadap perempuan dengan dalih menyalahkan pakaian yang perempuan kenakan.


Sudah menjadi korban masih saja disalahkan. Menurut saya itu sangat tidak adil dan benar kata salah satu sahabat di PMII semua itu tergantung pola pikir orang tersebut. Mau setertutup apapun pakaian perempuan kalau pola pikir seorang laki laki tidak benar, bisa saja kejahatan tersebut tidak terhindarkan.


Entah laki-laki maupun perempuan tidak menutup kemungkinan bisa menjadi korban. Maka dari itu memperbaiki pola pikir sangatlah penting. Mari kita melihat di lingkungan masyarakat ada sebuah tindakan pelecehan seksual yang sebagian orang menganggap normal atau biasa saja, yaitu catcalling. Pelaku catcalling ini biasanya akan melontarkan candaan yang sasarannya atribut yang sedang dikenakan korban. Terkadang juga melontarkan kata-kata yang kesannya seperti menggoda.


Saya sendiri sebagai perempuan merasa tidak nyaman jika catcalling masih terus berlanjut dan dianggap candaan biasa. Alangkah lebih baiknya kita sebagai manusia lebih banyak membaca dan belajar tentang apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan agar rasa saling menghormati dan nyaman satu sama lain.


Suatu keberuntungan bagi saya karena bergabung dengan organisasi bernama PMII. Di sini saya menemui banyak orang-orang hebat dalam berbicara serta berpikir. Sedikit demi sedikit pertanyaan-pertanyaan yang saya bingungkan mulai terjawab dari diskusi-diskusi yang ada.