Sekitar kurang lebih 100an Massa aksi PMII Komisariat WaliSongo yang tergabung dalam aksi #Evaluasi 100hari Kinerja Jokowi berhenti di depan kampus 1 UIN WaliSongo, tepatnya di jalan pantura.

Akibatnya arus lalu lintas sempat terhenti beberapa saat, karena massa aksi memaksa memblokade jalan pantura. Tak lama kemudian, massa aksi terlibat saling dorong mendorong dengan aparat kepolisian.

Beberapa korlap aksi dari berbagai rayon menyampaikan orasi satu persatu-satu yang membawa tuntutan suara rakyat yang tertindas. Sony selaku demisioner ketua rayon Syari’ah & Hukum memekikkan tuntutan atas kenaikan BPJS. “Kita di sini datang mewakili suara yang menjerit akibat kenaikan BPJS, kita di sini menuntut pemerintah untuk menurunkan kembali iuran BPJS. Untuk apa mereka digaji kalau hanya menyengsarakan rakyat”. Tandas Sony.

Kenaikan BPJS juga telah terbukti telah menambah beban kesengsaraan rakyat. “Bayangkan! iuran BPJS dinaikkan 100% dan rakyat dipaksa untuk membayar, sedangkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari saja mereka sudah kesusahan. Itu artinya, orang miskin dilarang sakit!”. Ucap demisioner ketua rayon Syari’ah dengan suara lantang.

Kegiatan aksi tersebut juga telah menunjukkan bahwa para pemuda tidak mati rasa atas suara rakyat kecil yang tercekik.

Pada penghujung aksi dibacakan pula tuntutan-tuntutan PMII Komisariat WaliSongo antara lain:

  1. Tolak kenaikan iuran BPJS dan benahi sistem pelayanan kesehatan.
  2. Presiden jokowi dukung penuh kinerja KPK dengan evaluasi kembali UU KPK yg melemahkan kinerja KPK.
  3. Pemerintah segera revisi UU Omnibus Law ruu cilaka terhadap pasal-pasal yang melemahkan kaum buruh dan menuntut perancangan secara terbuka.
  4. Pemerintah mengkaji kembali terkait wacana pencabutan subsidi gas elpiji 3 kg.(Rep: Russda/Ed:ltf)