
Judul: Hujan bulan juni
Pengarang: Sapardi Djoko Damono
Penerbit: PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta
Tahun terbit: 2013
ISBN: 978-979-22-9706-5
Jumlah halaman: 120 halaman
Peresensi : Alvin Hidayat
Buku kumpulan puisi Sapardi Djoko Darmono ini pertama di terbitkan oleh Grasindo pada tahun 1994,Buku ini berisi serpihan sajak yang di tulis sejak tahun 1964 sampai tahun 1965. Buku hujan bulan juni ini di cetak beberapa kali dan setiap cetaknya pasti ada perubahan entah pengurangan sajak ataupun penambahansajak. Dalam 102 puisi buku ini banyak pesan yang di sampaikan oleh sapardi
Walaupun tergolong mahal harganya akan tetapi buku ini sangat bagus sekali bisa dilihat dari hardcofer yang bergambarkan bulir hujan yang berjatuhan ditambah potongan daun kecokelatan di tepi halaman kaver, perpaduan warnanya juga sangat pas dan sahdu, dari depan saja serasa sudah merasakan isi buku ini di tambah lagi dengan pembatas bukunya yang berbentuk daun gugur yang membuat lebih indah karna hujan tidak jauh dari gugurnya daun
Puisi-puisi yang di tulis oleh Sapardi dalam buku Hujan Bulan Juni ini, di dominasi oleh puisi puisi yang banyak menggunakan kata hujan,malam, jenazah dan waktu. Makna hujan dalam buku ini bukan berarti hanya tetesan air yang jatuh di permukaan bumi akan tetapi hujan bisa di artikan sesuatu keadaan susah ataupun senang
Judul buku ini di ambil dari Puisi “Hujan Bulan Juni”, mungkin karena puisi Hujan Bulan juni puisi yang istimewa karena bisa di artikan keadaan kelam dan bisa juga di artikan sebagai keadaan senang, karena puisi sapardi ini menurut saya bermuka dua, terkadang ketika dibaca di sore hari puisi ini sangat indah dan dapat diartikan makna nya senang akan tetapi, apabila dibaca di malam hari puisi ini bermakna beda lagi yaitu bermakna keadaan sedih kelam.
Ciri Sapardi dalam membuat puisnya selalu menggunakan kata-kata yang sangat sederhana contohnya pada puisi yang berjudul “kuhentikan hujan” Supardi hanya menggunakan tiga unsur yang kita katakana bahkan setiap hari ,kata-kata itu yaitu hujan, matahari dan tanah.
Dalam buku ini aku menyukai puisi yang berjudul “aku ingin” yang sebagai berikut.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat di ucapkan kayu kepada
Api yang menjadikanya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat di ucapkan kepada hujan
Yang menjadikanya tiada. Dalam puisi ini sapardi menggambarkan seperti seseorang yang mengungkapkan perasaanya ,bahwa ingin mencintai dengan ikhlas dan sederhan , tanpa meminta balasan dari orang yang dicintainya.
Selain itu, ciri dari puisi Sapardi adalah dalam semua puisinya tidak menyinggung tentang masalah sosial politik ataupun perjuangan yang pada saat itu sedang semaraknya di bicarakan oleh para penyair – penyair lain.
Karya sapardi dalam penulisan puisi hampir mirip seperti prosa, sapardi banyak mengabaikan aturan-aturan dalam penulisan puisi bisa di lihat dari puisi yang berjudul “pada suatu malam” itu menurutku hampir mirip dengan prosa.