Oleh : Haidarltf

Saya mengawali tulisan ini dengan memberikan ucapan selamat kepada sahabat-sahabati yang telah bergabung bersama kami di PMII Rayon Syariah Komisariat UIN Walisongo, yang beberapa waktu lalu telah mengikuti rangkaian prosesi Mapaba (Masa Penerimaan Anggota Baru). Selamat menikmati proses di PMII, silahkan ikuti kegiatanya, silahkan hadir pada diskusi-diskusi yang ada agar kita mengetahui hal yang seharusnya kita ketahui.

Pada era saat ini, era yang banjir dengan ketidakpastian informasi (banyak berita yang yang dikeluarkan namun hanya beberapa yang dapat dipertanggungjawabkan), masa yang mengharuskan kita untuk melawan segala rayuan kecanggihan teknologi, ada facebook yang bisa membuat kita merunduk beberapa jam, ada instagram yang sering membuat kita candu, ada twitter yang mampu membuat kita tertawa sendiri, ada youtube yang rutin menjadi media cuci mata kita sebelum tidur. Tentu masih banyak media-media lain yang tentunya membuat kepuasan bagi diri kita jika kita menggunakanya, dan saya tidak munafiq dengan menentang semua itu tadi,karena jika kita paham porsi penggunaan media-media tersebut justru dapat menambah wawasan bagi kita, namun jika kita hanya menuruti segala hal yang diinginkan oleh hati tanpa memilah dan memilih mana yang bermanfaat dan mana yang memiliki mafsadat, tentu hal ini justru menjadi boomerang bagi diri kita sendiri. Lalu apa yang harus kita lakukan?

Perbaiki SDM

            Hal utama yang harus kita lakukan yaitu dengan memperbaiki Sumber Daya Manusia (SDM) kita. Karenasumber daya manusia merupakan faktor utama dalam proses dan pencapaian tujuan organisasi. Jangan sampai kita terus bergerak, terus berjalan dan terus bekerja dalam keadaan kosong, kita juga perlu hal lain yang dibutuhkan dalam semua itu, kita harus mengetahui untuk apa kita bergerak, bagaimana kita bergerak, dengan cara apa kita bergerak, dan apa tujuan yang diharapkan dari gerakan kita. Tentu hal itu bukan hal yang mudah yang dapat kita ketahui dalam sekejap, karena ada tahapan-tahapan yang perlu kita lalui agar kita paham dengan apa yang akan kita lakukan atau apa yang sedang kita lakukan.

            Cara yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki SDM yaitu dengan membaca,menulis, dan berdiskusi. Pada saat kecil dahulu, kita sering membaca poster yang ditempelkan pada dinding-dinding Sekolah Dasar (SD) atau bahkan Taman Kanak-kanak (TK) yang bertuliskan “Buku adalah jendela dunia”. Kita sudah diajarkan sedini mungkin bahwa buku merupakan hal yang sangat penting hingga dituliskan sebagai jendela dunia karena dengan membaca buku kita tahu hal-hal penting yang terdapat disudut-sudut dunia yang tidak dapat kita jangkau tanpa membacanya, kita mendapatkan banyak sekali informasi tambahan yang mungkin tidak didapati oleh orang yang belum sadar akan arti penting dari buku. Dengan membaca pula dapat mempertajam analisis kita terhadap suatu hal sehingga kita dapat menawarkan jalan lain tentang hal tersebut dan juga kita tidak mudah untuk terheran-heran dalam menyikapi sesuatu, tidak cukup hanya itu dengan membaca kita juga dapat membukakan jedela-jendela dunia bagi orang lain yang belum memiliki jendela yang kita miliki. Dalam hati kecil kita sejatinya mengamini jika membaca buku adalah hal yang penting karena dalam setiap paragraf, kalimat, bahkan kata, mengandung ilmu, hanya saja rasa  malas yang selalu mendominasi kehidupan sehingga rasanya sangat berat untuk bersentuhan dengan buku.

            Perlu diketahui ada bahasa lisan dan juga ada bahasa tulisan, bahasa lisan sudah lama digunakan pada zaman kuno, dan di zaman modern saat ini adalah dengan bahasa tulisan, apakah kita yang hidup dizaman modern ini akan selalu menggunakan bahasa lisan?. Tentu dalam menulis dan menghasilkan tulisan yang berkualitas tidak dapat dilakukan oleh orang yang minim bahan bacaanya, oleh karena itu menulis ada hubunganya dengan hal yang pertama tadi yakni, membaca . Dengan menulis kita dapat berlatih menyampaikan gagasan dalam bentuk literasi, tentunya jika gagasan hanya dipikirkan dalam hati dan tidak dituangkan dalam tulisan, hal itu akan menjadi sia-sia karena dengan tulisan itu kita mencatat sejarah untuk diri kita sendiri, itulah mengapa orang-orang hebat pada masa dahulu jika tidak sepakat dengan pemikiran atau gagasan seseorang dia membalasnya dalam bentuk tulisan, keren bukan? tulisan dilawan dengan tulisan juga. Hal ini juga bisa kita praktekkan untuk mengkritisi hal-hal yang layaknya dikritisi pada era sekarang, tentu dengan tulisan bukan dengan tindakan kekerasan.

            Kemudian jika kita sudah melalui tahapan membaca lalu menuangkan pemikiran atau gagasan dalam bentuk tulisan, tahapan selanjutnya adalah berdiskusi. Kita bisa diskusi tentang apa yang anda baca, apa yang anda dapatkan dalam buku bisa didiskusikan dengan orang lain, atau pemikiran atau gagasan yang anda tulispun  bisa juga didiskusikan, tentu dalam kegiatan diskusi ini nantinya banyak penukaran pemikiran atau argumen sehingga kita dapat lebih kaya akan informasi. Diskusi tidak melulu melalui majlis formal yang terjadwal, kita bisa diskusi ringan hanya dengan 1 atau 2 orang yang ada disamping kita ketika waktu senggang misalkan, hal ini tentu juga sangat efektif dilakukan.

            Hal ini juga ada sangkut pautnya terhadap sasaran kader PMII yang menyasar beberapa sasaran, diantaranya Politik, Ekonomi, dan pendidikan, ketiganya merupakan sasaran kader PMII yang jika kita menempati salah satu diantara ketiganya kita sudah mempunyai SDM yang cukup. Pada bidang politik diharapkan bisa menciptakan politik yang bersih dan keberpihakan terhadap masyarakat terutama masyarakat bawah, dalam bidang ekonomi diharpakan agar dapat mendongkrak perekonomian dan menekan angka kemiskinan, dalam bidang pendidikan tentunya diharapkan agar dapat menjadi akademisi yang mumpuni dan tanggap terhadap segala hal   

Ciptakan Himmah dan Azimah

            Khoirul Anwar, pengarang buku Berislam Di Era Milenial mengatakan “langit akan runtuh jika pemuda sekarang tidak mempunyai cita-cita” pemuda peranya memang sangat penting sekali dalam sebuah negara, bahkan Maulana Al- Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan mengatakan jika “maju mundurnya suatu bangsa ada ditangan para pemudanya” itulah mengapa pemuda harus mempunyai cita-cita, karena mau dibawa kearah kemana negara hal itu ada di tangan pemuda, jika pemudanya mempunyai cita-cita yang tinggi dan mulia (himmatul ulya) tentu para pemuda akan berusaha sekeras mungkin agar cita-citanya terealisasi dimasa depan, jika semua pemuda yang ada disuatu negara berpikiran hal yang sama maka mereka semua berlomba-lomba untuk mewujudkan hal yang dicita-citakan dengan hal yang positif, namun ketika para pemuda tidak memiliki himmah (cita-cita) maka pemuda tidak akan memikirkan masa depan, tidak tahu apa yang harus dilakukan karena mereka tidak mempunyai target pencapaian (cita-cita) jika semua pemuda yang berada disuatu negara berpikiran demikian maka  ada  keadaan negara sangat berbahaya.

            Setelah kita memiliki cita-cita (himmah), kita juga harus memiliki keinginan yang kuat untuk mewujudkan cita-cita tersebut (azimah). Azimah saya ibaratkan sebagai bensin yang selalu kita butuhkan dalam mengendarai kendaraan untuk mencapai tujuan, begitu juga dengan cita-cita, azimah merupakan bahan bakar yang wajib kita miliki agar kita sampai pada cita-cita yang kita harapkan. Karena jika memiliki azimah maka hal yang kita lakukan bisa kita jalani dengan senang hati, tanpa tuntutan, tanpa paksaan, dan tanpa tekanan dari orang lain karena hal itu memang kebutuhan yang semestinya kita lakukan dan kita langgengkan.