Pmiirasya.com – PMII Rayon Syariah melalui Lembaga Advokasi dan Gender (LASKAR) mengadakan diskusi mengenai gander pada Kamis (29/12). Diskusi tersebut diadakan secara online melalui live Instagram dengan mengangkat tema mengenai Ruang Lingkup dan Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Gender.
Diskusi kali ini mengusung konsep sharing session dengan menghadirkan anggota IWD Semarang sekaligus Demisioner Pengurus Laskar Tahun 2020, Sahabati Ayu. Acara yang dimoderatori oleh Sahabati Ella Fakhrizzah ini cukup mendapat perhatian karena dengan metode yang terbilang baru tersebut, antusiasime dari para peserta khususnya anggota PMII Rayon syariah cukup tinggi.
Dalam sharing session ini, Ayu menyebutkan ruang lingkup dan hal-hal yang mempengaruhi pembentukan dari gender itu sendiri.
“Ada beberapa hal yang mempengaruhi seperti; subordinasi perempuan yang menempatkan perempuan pada posisi ke-2 atau seperti pembantu; kemudian adanya diskriminasi atau kekerasan berbasis gender seperti kekerasan seksual; pelecehan baik fisik maupun non-fisik dan; diskriminasi terhadap korban perempuan atau kelompok rentan,” jelas pemateri.
Lebih lanjut, perempuan 23 tahun tersebut menjelaskan mengenai pentingnya untuk memshami kesetaraan gender dan keadilan gender. Juga tidak kalah penting, untuk menghilangkan diskriminasi serta perlunya untuk mengedukasi dan menjelaskan mengenai pemahaman gender.
Sharing session berjalan cukup baik dengan antusias para peserta. Beberapa di antaranya memberikan pertanyaan, gagasan serta pendapatnya mengenai pembahasan konsep dasar gender ini. Seperti misalnya sahabat dengan akun @waffiq_ann_memberikan pendapatnya tentang diskriminasi gender di masyarakat yang melahirkan stigma bahwa perempuan adalah tentang mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Kemudian sahabati dengan akun @hildaghilda yang memberikan pendangan tentang diskriminasi yang terjadi terhadap transgender baik waria atau sebaliknya dengan stigma negatif dan dijauhi serta didiskriminasi hak-hak sosilanya.
Dari diskusi gender dengan konsep sharing session ini, harapannya bisa menjadi modal bacaan awal terhadap konsep gender, termasuk konsep dasar gender ini terus diramu dan digemborkan sebagai ikhtiar menciptakan iklim kesetaraan yang sehat dalam relasi antara gender dan sosial.